Nasruddin dan Pertemuan Perusuh Rakyat
sufinews.com Suatu hari Nasruddin berjalan-jalan di ibu kota kerajaan. Dengan baju mullah ia berkeliling ke kota praja hingga sampai depan istana. Nampak suasana hiruk pikuk, ramai. Ada kerumunan orang yang membuat Nasruddin penasaran.
Ia kemudian merangsek ke depan ingin tahu apa yang terjadi di istana. “Kok ramai benar ya,” gumam Nasruddin dalam hatinya. Sesampai di depan pintu gerbang Nasruddin berhenti. Namun tiba-tiba prajurit penjaga istana membentaknya,“Menjauhlah engkau dari sini, hai mullah!” teriak pengawal prajurit tersebut dengan suara lantang.
Tapi Nasruddin tidak takut, kemudian ia malah balik bertanya, “Mengapa aku harus menjauh dari sini?”
“Apakah kamu tidak tahu kalau raja sedang menerima para tamu agung dari berbagai negara. Pakah kamu tidak tahu juga kalau hari ini mereka sedang melakukan pembicaraan penting. Pergi !! Pergi !,” katanya dengan nada geram.
“Lho kenapa rakyat harus menjauh?” tanya Nasruddin berlagak pilon.
Sautan Nasruddin membuat pengawal tersebut menjadi semakin marah.” Tahukah kamu mereka sedang melakukan pembicaraan yang menyangkut nasib rakyat banyak. Kami ditugaskan untuk menjaga agar tidak ada perusuh yang masuk dan mengganggu jalannya pertemuan. Sekali lagi kamu harus pergi dan jangan bertanya lagi!”
Mendengar jawaban itu Nasrudin berkata sambil menghardik “Ya, aku akan pergi. Namun coba kau pikirkan pertanyaanku ini. Bagaimana kalau perusuh yang kau khawatirkan itu ada di sana dan ikut pertemuan pula.”
Prajurit itu lantas mengernyitkan dahi dan bengong. Tapi Nasruddin telah hilang dari tatapan matanya.